Selasa, 30 November 2010

Fitur kamera apa yang penting?

Banyak produsen menjejalkan banyak fitur dalam kamera DLSR dan kompak kamera. Mereka melakukan itu untuk mengatasi pesaing dan bagian dari itu untuk tujuan pemasaran. Memang ada beberapa fitur yang penting, ada juga yang tidak berguna seperti yang kita pikir. Saya akan membahas yang fitur yang penting bagi Anda untuk dipertimbangkan sebelum Anda membeli kamera Anda.

Ukuran sensor (bukan resolusi gambar)

Banyak orang awam mengira semakin tinggi megapixel sebuat kamera, maka akan semakin baik kualitas fotonya. Tapi sebenarnya anggapan itu salah. Kualitas gambar lebih terkait pada ukuran sensor. Semakin besar sensor, semakin tinggi kualitas foto. Misalnya, kamera saku lebih baik daripada kamera ponsel tapi tidak lebih baik dari kamera digital SLR.
Untuk mencetak 5X7 “foto atau lebih kecil, 3 megapiksel gambar cukup memadai, jika Anda perlu untuk mencetak 8X10, 6 megapiksel cukup baik.
Resolusi terlalu tinggi, juga bisa membuat gambar yang Anda ambil menjadi mudah menjadi kabur/blur. Untuk itu diperlukan setting kecepatan rana (shutter speed) sebagai kompensasi.
Jadi, sementara lebih megapiksel yang baik, tapi terlalu banyak megapiksel di sensor ukuran yang sama bisa menjadi masalah. Kualitas gambar akan memburuk (karena adanya bintik2 atau disebut juga noise) ketika Anda tembak di setting ISO tinggi.
Kepentingan: 10 / 10

Layar LCD (hi-res, putar)

Layar LCD lebih besar biasanya lebih baik. Hi resolusi (460k atau 920k) adalah lebih baik daripada 230k (standard). Beberapa kamera memiliki layar LCD putar. Layar semacam ini sangat membantu terutama jika Anda mengkomposisikan gambar menggunakan layar LCD bukan jendela bidik. Tapi saya tidak antusias karena biasanya ukuran layar menjadi lebih kecil baik bentuk dan resolusi.
Layar kamera DSLR yang hanya 230k, sulit untuk memeriksa apakah gambar Anda dalam fokus / kabur atau tidak di layar. Dengan 910k, itu lebih jelas tapi tetap bukan cara terbaik untuk memeriksa gambar.
Pentingnya, kepentingan: 5/1o

Pengambilan gambar secara terus menerus

Fitur ini penting jika Anda mengambil foto olahraga, performa atau satwa liar. Saya rekomendasikan untuk mendapatkan kamera yang dapat mengambil gambar minimal 5 fps (gambar per detik). Hal ini juga berguna untuk merekam satwa liar. Untuk masih fotografer, potret dan pemandangan, ini mungkin tidak begitu penting. 2,5-4  fps mungkin cukup baik.
Kepentingan: 8 / 10 untuk fotografer olahraga, wartawan foto atau satwa liar, 3 / 10 untuk fotografer lainnya.

Sistem Auto Focus (jumlah poin dan pelacakan)

Seperti kecepatan pengambilan gambar terus menerus cepat, sistem fokus otomatis sangat penting dalam fotografi olahraga, satwa liar atau foto tugas jurnalistik.
Kepentingan: 9 / 10 untuk wartawan foto, fotografer olahraga dan satwa liar 5 / 10 untuk fotografer lainnya.

Bodi kamera: kualitas dibangun / penanganan / ergonomis / ukuran

Ini adalah aspek yang paling penting Anda ingin memeriksa dan berpikir dengan hati-hati ketika membeli kamera apakah digital SLR atau kamera kompak. Sebagai contoh, jika Anda sering shooting di kondisi lingkungan yang keras, Anda mungkin ingin cuaca segel / kamera tahan air. Di sisi lain, jika Anda bepergian, Anda mungkin ingin sistem kamera yang ringan dan mudah digunakan.
Ergonomis juga sangat penting faktor elemen kunci dalam menentukan kamera terbaik. Setiap orang memiliki tangan yang berbeda ukuran dan bentuk. Jadi, sementara kamera yang mungkin cocok dengan tangan teman baik, mungkin tidak cocok tangan Anda dengan baik. Cara terbaik adalah untuk mencoba kamera sebelum Anda membelinya.
Kepentingan: 9 / 10

Built-in image stabilization

Built in camera image stabilization ini cukup penting karena banyak lensa tidak memiliki image stabilization, terutama perdana / tetap panjang fokus lensa. Walaupun telah banyak lensa lensa berbasis image stabilization yang memungkinkan Anda untuk melihat efek stabilisasi dalam jendela bidik, banyak dari lensa IS tidak murah.
Kepentingan: 6 / 10

Jendela Bidik

Banyak orang mungkin mengabaikan jendela bidik. Berdasarkan pengalaman saya, jendela bidik (kualitas dan ukuran) adalah sangat penting. Umumnya ada dua jenis jendela bidik, penta prisma dan cermin. Jendela bidik cermin biasanya digunakan dalam pemula / entry level kamera DSLR, dan penta prisma biasanya digunakan dalam kamera yang lebih canggih. Jendela bidik penta prisma jauh lebih terang dan lebih besar dari jendela bidik cermin.
Anda juga perlu memeriksa ukuran jendela bidik dan pembesaran. Beberapa kamera DSLR memiliki jendela bidik yang sangat kecil yang sulit untuk melihat. Ketika Anda melihat jendela bidik, kelihatannya seperti sebuah terowongan.
Jendela bidik penting untuk kamera digital SLR karena Anda akan mengkomposisikan gambar Anda menggunakan jendela kecil ini. Untuk pengguna kamera saku, mungkin tidak relevan karena Anda akan menggunakan kembali layar LCD sebagai gantinya.
Kepentingan: 7 / 10

Live view dan Movie Mode di kamera DSLR

Pada tahun 2008, sebagian besar kamera sudah memiliki live view mode, yang memungkinkan Anda untuk menyusun dan fokus menggunakan layar LCD bukan viewfinder. Live view mode ini sangat membantu dalam beberapa jenis fotografi seperti still life dan close up. Tapi untuk penggunaan umum, dengan menggunakan jendela bidik jauh lebih baik karena Anda melihat frame secara langsung melalui lensa dan fokus otomatis kecepatan 4-5 kali lebih cepat.
Kepentingan: Umum: 3 / 10, fotografer Makro: 8 / 10
Ada juga banyak kamera DSLR yang memiliki modus video. Kamera ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan camcorder biasa. Jika Anda seniman multimedia, Anda mungkin menyukai kamera yang memiliki modus video, tetapi jangan mengharapkan operasi dan merekam video pada kamera DSLR akan mudah. Banyak fitur video di kamera dSLR masih sangat primitif terutama auto fokusnya, dan hanya satu atau dua yang memiliki pilihan kendali eksposur secara manual.
Kepentingan: Untuk fotografer umum: 2 / 10, Untuk seniman multimedia : 8 / 10, Untuk wartawan: 7 / 10

Pengolahan foto dalam kamera

Beberapa kamera DSLR kamera menawarkan beberapa dalam pengolahan foto seperti seni di Olympus, efek miniatur di D3000 Nikon, Auto HDR (High Dynamic Range) di Pentax dan Sony yang bisa menggabungkan beberapa gambar menjadi suatu gambar panorama di kamera saku. Ini adalah pilihan yang baik untuk memiliki untuk pemula yang ingin membuat foto kreatif tanpa harus memiliki pengetahuan tentang editing gambar di komputer. Tetapi bagi kebanyakan fotografer, ini berlebihan. Kebanyakan pengolahan foto di kamera memerlukan waktu proses yang lambat (sekitar 5-10 detik) untuk memproses satu foto dan juga cukup menguras baterai.
Kepentingan: 2 / 10

http://www.infofotografi.com/blog/2009/10/fitur-kamera-apa-yang-penting/

Teknik menggunakan lampu flash eksternal

Ada beberapa teknik pengunaan lampu kilat yaitu bounce flash, diffuse flash, direct flash, off camera flash.
Teknik bounce flash (pantul)
Tujuan mengunakan teknik ini adalah untuk memantulkan cahaya dari flash ke permukaan yang lebih besar seperti langit-langit atau dinding. Dengan memantulkan cahaya dari flash, maka cahaya ruangan yang ada menjadi lebih merata dan halus. Teknik ini baik digunakan di dalam ruangan dengan langit-langit yang tidak terlalu tinggi.
Teknik Diffuse Light (menyebarkan cahaya)
Tujuannya sama dengan bounce yaitu membuat cahaya lebih merata dan halus. Teknik ini bisa dicapai dengan mengunakan aksesori seperti Gari Fong lightsphere atau stofen omnibounce. Dengan salah satu aksesori ini, kita bisa menyebarkan cahaya ke seluruh arah. Teknik ini baik digunakan di dalam ruangan yang relatif kecil.
Teknik Direct Flash (langsung)
Cara mengunakan teknik ini adalah dengan mengarahkan flash langsung ke subjek. Biasanya hasil dari direct flash cukup kasar, maka dari itu sering dihindari. Tapi kalau kita tidak bisa melakukan teknik bounce atau diffuse karena keterbatasan lingkungan, maka teknik ini bisa dilakukan.
Teknik Off Camera Flash
Tujuan teknik ini adalah untuk menghasilkan cahaya yang tearah pada suatu subjek. Misalnya dalam potret manusia, mengunakan teknik ini dengan benar dapat menghasilkan foto objek seperti tiga dimensi. Untuk mengunakan teknik ini, diperlukan penghubung antara kamera dan lampu kilat. Alat penghubung antara lain seperti kabel sinkronisasi (cable sync flash), atau wireless trigger (alat pemantik nirkabel). Dengan adanya alat penghubung, kamera bisa mengatur satu lampu kilat ataupun beberapa lampu kilat yang disusun dalam beberapa kelompok.  Ada beberapa kamera digital SLR tingkat menengah seperti Nikon D90 dan Olympus E-620 memiliki wireless trigger built-in sehingga tidak memerlukan alat penghubung tambahan. Tapi biasanya, fitur ini ada kelemahannya seperti jangkauan yang pendek dan tidak terlalu bisa diandalkan di setiap situasi.
Sebagai fotografer, kita dituntut untuk bisa menyadari dan memilih teknik terbaik tergantung situasi, kondisi dan hasil yang ingin dicapai.

http://www.infofotografi.com/blog/2009/07/teknik-menggunakan-lampu-kilat-eksternal/

Jenis jenis lensa

Lensa terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan focal length / rentang lensa.
Lensa Prime atau Fixed focal length
Prime lens adalah lensa yang hanya memiliki satu rentang fokal sehingga tidak bisa zoom. Lensa prime terkenal untuk potret, kegiatan olahraga dan lain-lain. Beberapa lensa prime yang sering terkenal dan sering digunakan yaitu 50mm, 85mm, 135mm, dan 300mm.
Lensa Standard Zoom
Lensa ini disering disebut juga lensa jalan-jalan. Lensa ini biasanya mempunyai rentang fokal antara 16-85mm. Rentang fokal ini sangat fleksibel dan 80% dari foto Anda kemungkinan di jepret mengunakan lensa ini. Contoh: Canon 18-55mm f/3.5-5.6 IS, Nikon 18-55mm f/3.5-5.6 VR, Nikon 16-85mm f/3.5-5.6 VR, Pentax 16-50mm f/2.8 dan sebagainya.
Wide Angle Zoom
Lensa Wide Angle zoom adalah lensa yang populer bagi fotografi pemandangan atau arsitektur karena kemampuan lensa ini untuk menangkap bidang yang luas dengan perspektif yang dinamis. Contoh: Sigma 10-20mm, Canon EF-S 10-22mm, Tokina 12-24mm, dan sebagainya.
Telephoto Zoom
Lensa Telephoto ini dapat membuat objek yang jauh terasa dekat. Sangat populer dikalangan fotografer binatang liar, olahraga, fotojurnalistik dan banyak lagi. Lensa ini juga populer untuk potret karena kemampuannya dalam mengkompresi latar bekalang sehingga model Anda terlihat lebih enak dipandang. Biasanya lensa telephoto rawan getar, maka dari itu lensa telephoto zoom yang memiliki Image stabilization sangat dianjurkan. Contoh: Canon 55-250mm IS, Sony 70-200mm f/2.8, Pentax 65-250mm f/4, Sigma 50-500mm dan sebagainya.
Lensa Superzoom (lensa sapu jagat)
Lensa ini seperti gabungan dari lensa standard zoom dengan telephoto zoom. Rentang fokal lensa ini sangat lebar, dari 18mm sampai telephoto 200mm bahkan ada yang sampai 270mm. Karena itu, lensa ini sangat populer untuk lensa jalan-jalan dan travel. Ideal untuk orang yang tidak ingin mengganti-ganti lensa. Kekurangan lensa ini yaitu pada kualitas optiknya secara umum tidak seprima lensa standard atau lensa telephoto.
Lensa Makro
Lensa Makro adalah lensa ideal untuk mengambil foto close-up atau detail shot dari benda-benda berukuran kecil, misalnya perhiasaan, bunga, serangga, dan sebagainya. Lensa makro mampu membesarkan objek yang difoto dan menangkap detail dan warna dengan tajam. Lensa Makro kadang dipakai untuk potret karena rentang fokal lensa makro biasanya sekitar 90-200mm. Tapi banyak yang tidak menyukai hasil foto potret dengan mengunakan lensa makro karena terlalu tajam, sehingga ketidaksempurnaan dalam kulit menjadi terlalu ketara di foto. Pada umumnya lensa Makro yang baik bukan lensa zoom melainkan prime.
Demikian tipe-tipe lensa umum yang Ada, semoga membantu Anda dalam memutuskan lensa yang paling cocok digunakan untuk kesempatan yang ada.

Mengapa saya menyukai lensa lebar

Sejak beberapa tahun yang lalu, saya telah menggunakan berbagai jenis lensa, dari lensa lebar, normal dan telefoto. Diantara lensa-lensa tersebut yang paling saya sukai adalah lensa lebar. Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi mengapa saya menyukai lensa lebar.
Tetapi, pertama-tama, saya pikir lebih baik untuk membatasi definisi lensa lebar. Saya menganggap 24mm ke 35mm (dalam format full frame atau 35mm adalah rentang lensa lebar). Bila lebih lebar dari itu, akan saya namakan lensa sangat lebar, dan bila lebih sempit dari itu, akan saya namakan lensa telefoto.
Jika Anda memiliki kamera digital SLR, Anda berkesempatan besar untuk memiliki lensa sudut lebar karena dalam setiap pembelian kamera baru biasanya Anda juga mendapatkan lensa 18-55mm (setara dengan 27-88mm dalam kamera full frame). Jadi jika Anda mengambil gambar di rentang 18 sampai 24mm dengan lensa itu, Anda sedang mengambil foto yang dengan sudut lebar.
Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa saya suka mengunakan lensa dengan sudut lebar:

Sudut pandang

Saya memulai fotografi ketika saya masih kuliah. Saya saat itu berpartisipasi di koran kampus. Waktu itu, saya secara rutin ditugaskan untuk mendokumentasikan acara di sekitar kampus. Karena ruang halaman koran yang terbatas, saya harus mengambil satu atau dua foto yang dapat menceritakan acara tersebut. Oleh karena itu, dengan mengambil gambar sudut lebar saya dapat memasukan banyak informasi dalam satu atau beberapa foto.
Kemudian, saya menemukan bahwa saya bisa memperoleh sudut pandang yang menarik dengan menggunakan lensa sudut lebar. Dengan lensa lebar, saya bisa membuat foto yang menyiratkan ilusi tiga dimensi atau kedalaman, maka itu, pemirsa akan merasa seperti berada atau menyaksikan acara tersebut secara langsung.
Diambil dengan sudut 24mm - Mahasiswa mahasiswi baru di Universitas Bucknell saat orientasi mahasiswa baru
Diambil dengan sudut 24mm - Mahasiswa mahasiswi baru di Universitas Bucknell saat orientasi mahasiswa baru

Kedalaman lapangan fokus (depth of field)

Secara teknis, mengambil gambar dengan sudut lebar juga memberikan beberapa manfaat. Pertama, kedalaman lapangan fokus lebih besar daripada jika Anda menembak di sudut normal atau telefoto. Ini sangat membantu ketika Anda mengambil foto kelompok orang dalam situasi cahaya yang redup. Karena dengan bukaan yang lebih besar daripada lensa telefoto, Anda bisa mendapatkan foto yang tajam dari ujung ke ujung.
Karena jarak fokus yang pendek, Anda dapat mengambil foto dalam kecepatan rana lebih lambat dan masih mendapatkan gambar yang tidak blur bila subjek tidak bergerak. Sebagai contoh, ketika Anda mengambil gambar di 28mm, Anda bisa menembak dengan kecepatan 1/30 detik. Dengan teknologi stabilisasi gambar (IS, VR, OS, dll), Anda bahkan dapat mendapatkan dua atau tiga stop lebih lambat! Di sisi lain, jika Anda mengambil gambar dengan lensa telefoto seperti 100mm, Anda membutuhkan setidaknya 1/100 atau 1/160 detik untuk menjaga foto bebas dari blur akibat goyangan kamera.

Tantangan

Jika digunakan secara tidak tepat, lensa sudut lebar dapat membuat distorsi yang tidak diinginkan. Wajah bisa lebih lebar dan hidung menjadi lebih besar dari kenyataan. Ketika Anda menembak foto pemandangan, penembakan di sudut lebar rentan terhadap flare dan penyimpangan kromatik.
Tapi mungkin kesalahan yang dibuat pemula adalah memasukkan elemen lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Subjek utama yang difoto menjadi terlihat kecil. Tapi ini bisa dihindari dengan mendekati subjek foto.
Tetapi ketika Anda mendekat dengan subjek, sudut pandang Anda akan berubah secara dramatis dan distorsi akan muncul. Jadi, Anda perlu mencari posisi yang tepat untuk meminimalisir efek distorsi atau membuat distorsi bekerja untuk Anda, bukan melawan Anda. Misalnya, Anda dapat menggunakannya untuk mengambil potret wajah anak-anak yang lucu lucu.
Secara pribadi, saya pikir tantangan adalah hal yang baik karena memaksa Anda untuk menjadi seorang fotografer yang lebih baik. Tantangan yang cukup akan membuat Anda termotivasi dan meningkatkan kualitas fotografi Anda. Bila Anda melakukannya dengan benar, niscaya foto Anda akan lebi menonjol daripada hasil fotografer yang lain.

Serba Guna

Terakhir, memotret dengan sudut lebar menarik karena sifatnya yang serbaguna, Anda dapat menggunakannya untuk foto pemandangan, fotografi jurnalisme, potret, pernikahan, dan arsitektur. Banyak pilihan lensa sudut lebar yang tersedia di pasar, termasuk lensa kit yang dibundel bersama kamera digital SLR Anda. Jika Anda memiliki lensa tersebut, saya sarankan Anda untuk berlatih untuk mengambil foto dengan lensa lebar. Selamat mencoba!

http://www.infofotografi.com/blog/2010/04/mengapa-saya-menyukai-lensa-lebar/

Peranan filter di dunia digital fotografi

Kadang-kadang, ada yang menanyakan dan meminta saya untuk membahas tentang filter. Ironisnya, saya sendiri tidak memakai filter, dan dalam tulisan ini saya akan menjelaskan sedikit banyak tentang filter dan kenapa saya tidak mengunakannya.
Filter UV, Fluorescent dan Polarizer
Filter UV, Fluorescent dan Polarizer
Untuk yang belum pernah mendengar aksesoris fotografi ini, filter adalah sebuah lensa yang biasanya berbentuk bulat dan bisa di pasang di depan lensa kamera.
Di era kamera analog / film, penggunaan filter sangat membantu sekali, tapi di era digital, penggunaan filter tidak sepenting dulu.
Mengapa demikian? semua ini terkait dengan fungsi filter. Sebagian filter berguna untuk menyaring warna, menambah kontras, dan membuat efek tertentu seperti melembutkan foto. Nah, di era digital sekarang, kita lebih mengunakan software untuk menyaring warna seperti Adobe Photoshop , Lightroom, Aperture dan lain-lain.
Contoh lens flare
Contoh lens flare
Sebenarnya ada juga kegunaan filter yang bagus di jaman digital, yaitu untuk melindungi bagian depan lensa dari goresan, benturan dan lain. Namun kalau Anda memakai filter yang berkualitas rendah, biasanya itu malah mengurangi kualitas foto misalnya ketajaman dan kontras. Filter yang kurang berkualitas juga membuat foto yang dihasilkan beresiko kena flare (lihat ilustrasi).
Jadi, kalau ingin memakai filter, jangan terburu-buru membeli filter yang murah, tapi belilah yang berkualitas.

Beberapa jenis filter populer dan kegunaannya:

UV/ultraviolet: untuk menyaring sinar ultraviolet / keunguan. Filter ini sangat populer digunakan untuk outdoor maupun sekedar melindungi lensa.
Polarizer: Filter ini berfungsi membuat warna biru lebih dalam dan kontras, dan juga mengurangi refleksi pada permukaan seperti kaca dan air.
contoh-filter-polarizer
Kiri: tanpa filter, Kanan: dengan filter Polarizer, warna biru langit menjadi lebih gelap dan keluar
Filter Polarizer juga efektif mengurangi refleksi
Filter Polarizer juga efektif mengurangi refleksi
Neutral Density (ND): Filter ini berfungsi mengurangi cahaya yang masuk. Biasanya digunakan supaya kita bisa mengunakan bukaan lensa yang besar di lingkungan cahaya yang terang di luar ruangan.

Dengan mengunakan filter bergradasi dengan benar, kita bisa menyeimbangkan eksposur langit dengan permukaan bumi
Dengan mengunakan filter bergradasi dengan benar, kita bisa menyeimbangkan eksposur langit dengan permukaan bumi
Graduated Neutral Density: Filter ini berfungsi mengurangi cahaya yang masuk tapi bergradasi sampai setengah dari lensa. Biasa digunakan untuk foto pemandangan, untuk menyeimbangkan warna langit dengan permukaan bumi. Di era digital, banyak fotografer mengunakan teknik HDR (high dynamic range) untuk menghasilkan efek yang sama.
Diffusion / Soft: Filter untuk memberikan efek difusse / lembut. Di era digital, fotografer mengandalkan software untuk membuat efek ini.
Color correction: Untuk menyaring warna-warna tertentu seperti warna lampu tungsten. Filter-filter ini sudah jarang digunakan karena di era digital, kita dengan mudah mengubah setting white balance.
Close-up / Macro: Filter yang membuat Anda bisa fokus lebih dekat dengan subjek. Salah satu cara murah untuk mengubah lensa Anda menjadi lensa makro. Tapi tentunya hasilnya tidak sedetail dan setajam lensa khusus makro.
Mudah-mudahan tulisan ini cukup jelas dan membantu teman-teman sekalian dalam menentukan untuk mengunakan jenis filter tertentu atau tidak sama sekali.


http://www.infofotografi.com/blog/2010/08/peranan-filter-di-dunia-digital-fotografi/

Canon atau Nikon?

Banyak orang menanyakan kepada saya, beli kamera digital SLR mana yang baik, merek Canon atau Nikon. Kadang-kadang saya juga menerima pertanyaan tentang merek lain. Tapi kali ini saya akan mengupas secara singkat perbedaan antara Canon dan Nikon. Mudah-mudahan setelah membaca ini, semua menjadi lebih jelas. Kamera DSLR yang dibahas dibawah ini adalah kamera yang beredar tahun 2009.

Kamera DSLR pemula

nikon-d3000Di bagian pemula, Canon memiliki kamera seri 1000D, 450D dan 500D.   Kamera-kamera ini relatif ringan dan kecil. Tidak seperti kamera DSLR Sony, Pentax dan Olympus, kamera Canon dan Nikon tidak memiliki built-in image stabilization, tapi mereka mengunakan teknologi image stabilization di lensa. ada beberapa akibat yang ditimbulkan, misalnya kalau Anda beli lensa lama terutama lensa fixed (yang tidak bisa zoom), Anda tidak bisa menikmati fasilitas ini. Kelebihan kamera-kamera Canon adalah fitur yang lengkap dan juga kompatibilitas ke semua lensa Canon EOS dari yang murah sampai mahal.
Di sisi lain, Nikon memiliki D40, D60, D3000, dan D5000. Kamera-kamera ini tidak memiliki motor auto fokus, jadi bila Anda memakai lensa-lensa lama yang tidak ada motor fokusnya termasuk banyak lensa fixed, maka Anda terpaksa mengunakan manual fokus. Ini bukan masalah besar bila Anda tidak berniat membeli lensa tambahan atau cuma berniat membeli lensa baru yang ada motor fokusnya. Nikon D40, D60, D3000 tidak memiliki live view seperti kamera-kamera Canon, tapi ergonomi kamera-kamera Nikon saya rasa lebih baik (lebih pas ditangan). Khusus untuk Nikon D5000, kamera ini memiliki LCD yang bisa diputar dan mampu merekam video seperti Canon 500D.

Kamera DSLR tingkat menengah atas

canon-7dDi bagian kamera DSLR menengah ke atas, kamera Canon terkenal atas kualitas konstruksi badan kamera yang kokoh dan terbuat dari magnesium alloy. Kamera ini juga lebih tahan cuaca dan debu tapi tidak teruji saat hujan deras. Selain itu, kamera Canon seperti EOS 40D, 50D bisa menembak 6-6.5 kali per detik. Canon 7D yang baru bisa menembak 8 kali per detik. Kualitas gambar juga baik, walaupun ini tergantung dari lensa juga. Canon 40D hanya memiliki 10 mp, 50D memiliki 15 mp dan 7D memiliki 18 mp.
Di sisi lain, Keunggulan semua kamera Nikon di kelas ini terletak pada fitur wireless flash commander sehingga Anda bisa mengatur kekuatan flash dan menembak flash secara wireless. Meski sangat dasar dan tidak bisa bekerja di segala situasi, tapi ini sangat membantu terutama untuk foto potret.  Canon 7D juga memiliki fitur ini, tapi Canon 40D-50D tidak ada.  Nikon  juga memiliki keunggulan di ergonomi, kontrol kamera, dan sistem 51 auto fokusnya sudah terbukti jitu terutama mengikuti subjek. Filosofi Nikon agak berbeda dengan Canon, Nikon tetap bertahan mengunakan sensor 12 mp untuk semua kamera di kelas ini, tapi Nikon lebih memfokuskan pada kontrol noise (bintik2 pada gambar yang muncul di setting ISO yang tinggi).

Kamera DSLR kelas profesional

Kamera DSLR di kelas ini sangat mahal, ditandai dengan harga $2450 sampai $9900. Sensor kamera kelas ini lebih besar daripada kamera-kamera yang dibahas diatas, sehingga kualitas gambar meningkat.
Di kelas ini, terdapat dua jenis kamera, kamera jenis pertama berbadan kecil, seperti kamera kelas menengah.
Nikon memiliki Nikon D700, kamera ini terkenal karena kemampuannya menghasilkan gambar yang bersih dan terang di tempat yang gelap karena kemampuannya menekan noise di ISO tinggi. Kamera ini bisa menembak 5 kali per detik, dan bila dipakaikan battery grip, maka kamera ini bisa menembak sampai 8 kali per detik. Kekurangan kamera ini yaitu hanya beresolusi 12 megapiksel dan juga tidak bisa merekam video. Karakteristik inilah yang membuat Nikon D700 lebih diminati oleh para fotojurnalis dan fotografer olahraga. Disisi lain, Canon memiliki 5D mark II. Kamera ini beresolusi tinggi (21 mp) dan mampu merekam video. Namun ketepatan dan kecepatan auto fokusnya tidak sebaik Nikon D700.
canon-eos-1d-mark-iv-frontKamera profesional tingkat atas terbagi dua jenis (kamera ini ditandai dengan badan kamera yang besar dan bergabung dengan battery grip) - Lihat gambar disamping kanan.
Pertama di desain dengan penekanan kepada kecepatan, yang kedua untuk resolusi dan kualitas gambar. Di jenis pertama, Canon baru mengeluarkan Canon 1d mark IV, kamera super kencang ini bisa menembak 10 kali / detik, dan bisa merekam video. Nikon juga baru mengeluarkan Nikon D3s, yang bisa menembak 9-11 kali / detik dan juga bisa merekam video. Perbedaaan utama kamera tersebut ada dua. Canon 1d mark IV memiliki sensor lebih kecil, tapi memiliki jangkauan 1.3 lebih panjang, uniknya, Canon 1d mark IV memiliki resolusi gambar lebih besar yaitu 16 mp dibanding Nikon 12 mp. Akibatnya, Nikon D3s memiliki kontrol noise yang sangat baik di ISO tinggi. Keunggulan lain kamera Canon yaitu bisa mengatur nilai-nilai eksposur waktu merekam video. Kamera jenis ini banyak dipakai fotojurnalis atau fotografer olahraga.
Kamera profesional jenis kedua menekankan pada resolusi dan kualitas gambar. Kamera-kamera ini (Canon 1ds-mark III dan Nikon D3x) sangat mahal tapi  hasil gambarnya terbaik untuk kelas DSLR. Kamera-kamera ini cocok untuk studio seperti fashion, komersial, potret, produk dan sebagainya.

Kesimpulan

Kamera pemula Canon memiliki fitur yang lebih lengkap dari kamera Nikon. Kamera Canon juga sepenuhnya kompatibel dengan lensa-lensa Canon EOS. Tetapi, kamera pemula Nikon memiliki ergonomi yang lebih baik, jadi lebih pas ditangan. Di kelas menengah ke atas, Canon memiliki strategi untuk meningkatkan resolusi gambar, sedangkan Nikon lebih condong untuk meningkatkan kualitas gambar di ISO tinggi (baik untuk foto di situasi yang gelap). Kamera terbaru masing2, Nikon D300s dan Canon 7D bersaing cukup ketat dan sama-sama berkinerja dan berfitur cukup lengkap. Di kelas profesional, kamera Canon lebih cocok untuk foto studio, sedangkan kamera Nikon lebih cocok untuk foto olahraga, dan fotojurnalis.

http://www.infofotografi.com/blog/2009/11/memilih-kamera-digital-canon-atau-nikon/

Memilih lensa

Banyak orang yang tidak ingin direpotkan dengan ritual ganti-ganti lensa dan membawa lensa tambahan, oleh sebab itu, lensa sapujagat lahir. Lensa ini memiliki jangkauan fokus yang luas, dari lebar sampai panjang (tele).
canon-350d-tamron-18-250mm
Kamera pemula Canon dan lensa Tamron 18-250mm, kecil2 tapi jangkauannya panjang
Di pasaran, lensa model ini ada yang mahal dan ada yang mura, ada yang kualitasnya baik, ada yang kualitasnya buruk.
Inilah lensa sapujagat yang saya rekomendasikan:

1. Nikon 18-200mm VR f/3.5-5.6 VR versi II – harga sekitar 6.5 – 7 juta

Kalau memakai kamera Nikon, lensa ini bisa dibilang yang terbaik dari kualitas foto dan desain bodinya. Performa auto fokus juga bisa diandalkan. Kualitas fotonya sangat baik dan tajam di 18-70mm, setelah itu kualitasnya akan merosot terutama antara 135-200mm. Selain itu, harganya relatif tinggi dan mungkin lebih mahal dari kamera Anda.

2. Canon 18-200mm f/3.5-5.6 IS – harga sekitar 5.5 – 6 juta

Kualitas foto mungkin tidak setajam Nikon di 18-70mm, tapi secara keseluruhan, lensa ini lebih konsisten dari Nikon, terutama untuk foto jarak jauh (tele). Harganya juga jauh lebih murah. Sayangnya auto fokusnya masih mengunakan teknologi lama, jadi masih ada suara dan kurang cepat. Untuk pengguna kamera Canon, lensa ini adalah pilihan terbaik.

3. Tamron 18-270mm f/3.5-6.3 VC Macro – harga sekitar 5 juta

Lensa ini adalah lensa dengan jangkauan paling jauh dibandingkan dengan lensa diatas. Kualitas foto cukup baik dari 18-135mm setelah itu agak menurun terutama di ujungnya, yaitu 200-270mm. Lensa ini layak menjadi pilihan bila Anda ingin memiliki lensa yang berjangkauan sangat jauh, seperti foto satwa liar (wildlife).  Kekuranganya (seperti lensa Tamron secara umum) terletak pada performa auto fokus yang sedikit berisik dan sering gagal mengunci subjek foto.

4. Tamron 18-250mm f/3.5-6.3 Macro – harga sekitar 3 juta

Harga paling murah, bukan berarti paling jelek, tapi sebaliknya, kualitas foto lebih konsisten daripada lensa Tamron 18-270mm diatas dan Sigma 18-250mm dibawah. Ukurannya juga lebih kecil dan ringan, cocok untuk dibawa jalan-jalan. Kekurangannya adalah tidak memiliki built-in stabilizer, jadi pengguna kamera Canon / Nikon agak kesulitan bila foto di ruangan yang gelap.

5. Sigma 18-250mm f/3.5-6.3 OS HSM – harga sekitar 5 juta

Desain lensa ini dan performa auto fokusnya lebih cepat, hampir tidak bersuara dan lebih akurat dari lensa-lensa Tamron diatas. Tapi kualitas fotonya malah kurang konsisten. Misalnya di jarak fokus 18mm foto tajam, tapi di 50mm, tidak tajam.
Catatan: Lensa Tamron, Sigma tersedia untuk kamera Nikon, Canon, Sony dan Pentax.
Demikian posting saya kali ini, mudah-mudahan bermanfaat.


http://www.infofotografi.com/blog/2010/11/memilih-lensa-sapujagat/#more-739